RSS
Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)

Laman

Kamis, 20 Mei 2010

REZPUBLICA

perlahan dan sangat pelan
kaupun selangkah demi selangkah berjalan menjauh
bukan tentang meninggalkan dan ditinggalkan
bukan pula tentang cepat atau lambat
ataupun tentang mengikuti dan diikuti

kita selalu berbeda dalam memandang hidup dan kehidupan
meski akhirnya kita tetap teguh menjalaninya bersama
ya, itu dulu
dahulu kala yang masih terus kukenang
mungkin bagi mu baru beberapa saat berlalu
tapi bagiku sungguh sangat lama berlalu

tak pernah kusesali
pilihan jalan yang masing-masing akhirnya kita lalui
konsep yang kita anggap ideal
lagi-lagi tentang hidup dan kehidupan
meski beada, semua berawal dari satu titik

benar tak pernah kusesali
hanya sesekali kubermimpi kembali pada kepolosan kita
pada masa-masa keterbatasan pandangan kita
meski statis, tapi kokoh
kebersamaan tanpa mimpi yang mengaburkan

sudahlah, toh itu cuma mimpi
harusnya kutejaga meski dengan sebuah tamparan keras
menyakitkan, menyedihkan!!!
meninggalkan mimpi yang indah
terbangun pada dunia yang nyata

Hanya ku mengucap
Selamat Jalan Kawan
Semoga,
Selalu ada Kamu
Selalu ada Aku
DAN SELALU ADA KITA

Rabu, 12 Mei 2010

tentang simbol

Simbol menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai lambang. Sedang lambang itu sendiri, kembali menutr kamus besar bahasa indonesia' diartikan sebagai sebuah tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Simbol selalu mengantarkan sesorang menghubungkan antara suatu tanda dengan suatu makna. Untuk sebuah simbol yang sama dapat berarti berbeda bagi seseorang atau sekelompok orang. Semua itu tergantung pada pemahaman yang telah ada pada diri seseorang, boleh jadi karena pengalaman pribadi, kebiasaan atau mungkin telah membudaya pada masyarakat dimana seseorang berada.

Sebuah peristiwa beberapa bulan yang lalu dapat dijadikan refleksi mengenai simbol dan makna simbol kenegaraan kita. Persisnya mengenai keluhan dari pemerintah atas pengerusakan traffic light (lampu merah) di pintu satu Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dilakukan oleh mahasiswa Unhas pada saat berdemonstrasi pada tanggal Desember 2010. Pemerintah mengelu atas kerusakan itu karena biaya yang ditanggung untuk perbaikan sangatlah besar. Pemerintah kemudian mengelukan kurangnnya rasa memiliki masyarakat atas fasilitas umum. Asumsi yang selalu dibangun oleh pemerintah adalah fasilitas umum adalah milik umum dalam artian milik bersama masyarakat.

Asumsi inilah yang kemudian coba dilihat menurut analisis simbol dan makna simbol. Kejadian sebagaimana digambarkan diatas bukan hanya sekali dua kali terjadi melainkan kejadian yang telah berulang-ulang kali terjadi. Bahkan hampir setiap kali ada demonstrasi yang berujung ricuh, selalu ada fasilitas umum yang dirusak. Ini menjadi pertanyaan yang menarik perhatian kita, mengapa hal ini bisa terjadi padahal pemerintah tak henti-hentinya mensosialisasikan bahwa fasilitas umum adalah fasilitas yang dimiliki dan digunakan bersama oleh masyarakat umum. Hal tersebut dapat dilihat pada stiker-stiker atau papan-papan yang biasanya ditempelkan pada fasilitas umum yang mengingatkan kita untuk menjaga dan merawat fasilitas umum.

Kembali pada pernyataan awal bahwa setiap tanda akan menghubungkan pemahaman seseorang yang melihat tanda pada suatu makna tertentu, baik itu benda, orang keadaan ataupun hal-hal yang lain. Dalam kasus diatas, fasilitas umum menurut versi pemerintah adalah sebuah benda yang sekaligus menjadi simbol kepemilikan bersama masyarakat umum. Namun perlu dipertanyakan kembali apakah simbol tersebut juga dimaknai demikian oleh masyarakat umum. Jika demikian adanya, mengapa justru yang ditunjukkan adalah sebaliknya? menjadi hal yang kontradiktif ketika seseorang yang seharusnya menjaga kepemilikannya justru menjadi perusak dengan sengaja atas sesuatu yang dimilikinya. Untuk itu, menjadi suatu hal yang penting jika pemerintah mencoba mencari makna yang selain pemaknaannya sekarang tentang fasilitas umum. Pemerintah perlu keluar dari arogansi penafsiran tunggalnya selama ini atas sebuah simbol untuk lebih realistis melihat masyarakatnya.

Makna simbol terbentuk dari pengalaman pribadi seseorang atau budaya yang berkembang di masyarakat. Pengalaman pribadi bisa dikatakan belum cukup kuat untuk digeneralisasi menjadi alasan pengerusakan fasilitas umum yang dilakukan oleh sebegitu banyak demonstran. Oleh karena setiap orang menjalani hidupnya dengan caranya masing-masing dan sudah barang tentu memiliki pengalaman yang masing-masing berbeda pula. Untuk alasan kedua yang menjadi sumber pembentuk makna simbol adalah budaya yang berkembang di masyarakat.

Jika kita menarik akar dari budaya maka akan diperoleh beberapa unsur pembentuk budaya. Salah satu diantaranya adalah nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Nilai menentukan cara seseorang bertindak atas apa yang dinilainya. Seseorang jika menilai orang lain salah maka reaksi yang ditunjukkan pada umumnya adalah bergerak menjauh. Pada kasus pengerusakan fasilitas umum, benda-benda yang dianggap fasilitas umum ini dianggap menjadi perwakilan dari pemerintah oleh karena pemerintah mengembangkan budaya penghormatan dan rasa takut berlebih kepada masyarakat. budaya tersebut dikembangkan kurang lebih 30 tahun yaitu pada masa orde baru dimana pemerintah terlalu dominan dalam segala urusan pemerintahan seperti pembangunan, pengaturan dan pelayanan. Akhirnya terbentuk masyarakat yang patuh atas dasar ketakutan pada pemerintah dan bukan karena kesadaran pribadi.

Ada simbol pemerintah yang terlihat pada setiap fasilitas umum dengan asumsi karena yang membangun fasilitas tersebut adalah pemerintah. Terlebih untuk fasilitas umum yang sifatnya mengatur seperti rambu-rambu lalu-lintas. Demonstran yang tidak mendapatkan akses menyampaikan aspirasinya sebagaimana yang diharapkannya kemudian mencari simbol pemerintah yang lain sebagai pelampiasan atas ketidakpuasaannya. Hal tersebut membuat pengerusakan menjadi hal yang bisa dimengerti. Khusus untuk rambu-rambu lalu-lintas yang menjadi sasaran amuk massa pada demonstrasi Desember 2010, reaksi tersebut dimengerti oleh karena adanya simbol negara yang berkonotasi simbol pemerintah khususnya kepolisian yang pada saat itu mulai turun pamornya. Keadaan tersebut diperkeruh oleh reaksi kepolisian yang kerap dianggap pengganggu pada saat mahasiswa melakukan demonstrasi.

Sepatutnya menjadi refleksi bagi pemerintah untuk mulai menghilangkan arogansinya mulai dari tatanan aktivitas sampai pada tatanan simboliknya. Saatnya membenahi budaya yang telah ditanamkan pemerintah-pemerintah sebelumnya dengan menumbuhkan budaya partisiasi kepada masyarakat. Saatnya pemerintah mendekatkan diri kepada masyarakat dengan membuka ruang-ruang penyampaian aspirasi yang lebih layak. Semua ini untuk menciptakan tatanan yang seimbang dalam kehidupan bernegara kita. Masyarakat memperbesar partisipasinya dan pemerintah mengurangi dominasinya. Masyarakat menjalankan kewajibanya dan pemerintah mendapatkan hak yang semestinya dari masyarakat dan sebaliknya, pemerintah menjalankan kewajibanya dan masyarakat mendapatkan haknya.

Sabtu, 08 Mei 2010

beberapa keunikan tentang ninja

Tulisan ini berawal dari kegemaran penulis bermain salah satu game on line di Facebook yaitu ninja saga disertai ketertarikan penulis pada film bertemakan ninja seperti ninja assasin dan naruto. Berikut beberapa hal tentang ninja yang sumber informasinya sangat terbatas yaitu hanya melalui penelusuran tulisan-tulisan terdahulu yang beredar di Internet.

Ninja menurut kata terdiri dari dua kata yaitu Nin dan sha. Nin berarti tersembunyi dan sha yang berarti orang. Jadi ninja secara harifiah berari seseorang yang bergerak secara tersembunyi atau rahasia. Oleh karena sifatnya rahasia, maka dokumen atau sejarah tentang ninja itu sendiri sangat susah di akses. Menurut informasi, dari banyak klan ninja, hanya ada beberapa klan saja yang secara terbuka membebaskan diri berinteraksi dengan dunia luar. Jadi informasi yang sekarang beredar hanya sebagian kecil dari kehidupan ninja. Namun demikian ada beberapa hal yang boleh digeneralkan terhadap seluruh klan ninja; yaitu konteks sosiologis kelahiran ninja, filosofi ninja, dan aktivitas ninja. Hal yang tetap menjadi rahasia terbesar adalah bagaimana ninja melakukan aktivitasnya?

Menurut sejarah Jepang,sekitar tahun 794-1192, perkembangan kondisi sosial dan ekonomi di Jepang berkembang menurut kelas-kelas keluarga berdasarkan kekayaan. Masing-masing keluarga bersaing mulai dari cara sehat sampai pada persaingan tidak sehat untuk meraih kekuasaan menggulingkan kekaisaran. Kaerna itu kebutuhan akan kelompok-kelompok yang akan membantu persaingan antar keluarga meraih kekuasaan kian meningkat. Kelompok-kelompok yang bisa diandalkan pada masa itu untuk memnuhi ambisi kekuasaan tersebut adalah kelompok-kelompok praktisi seni nonuse. Seni nonuse sendiri adalah seni bertindak diam-diam yaitu seni yang dikembangkan para pendeta untuk memberikan info bagi orang-orang pemerintahan dengan disempurnakan oleh seni melindungi diri. Kelompok inilah yang menjadi cikal-bakal ninja. Perkembangan selanjutnya pada abad ke-14 dimana pertarungan memperebutkan kekuasaan kian membesar sehingga informasi mengenai aktivitas dan kekuatan lawan kian dibutuhkan. Hal tersebut membuat ninja semakin aktif. Aktifitas ninja merambat pada aktivitas-aktivitas rahasia seperti penyamaran, penyerangan tiba-tiba pada malam hari, merusak dan memprofokasi dll. Pada fase inilah kemampuan ninja semakin meluas. Pada abad ke-16, ninja mulai terorganisir menjadi keluarga-keluarga atau klan-klan ninja. Keahlian yang dikuasai masing-masing klan hanya diwariskan pada anggota klannya. Keahliannya pun berkembang masing-masing sesuai dengan kondisi zamannya yaitu berkembang menurut kondisi yang membentuk mereka. Keahliannya terus disempurnakan berdasarkan pengalaman perang turun temurun setiap generasi.

Setiap Ninja memiliki filsafat atau jalan hidup masing-masing. Secara umum filsafat ninja dikenal dengan insilah ninpo. po artinya filsafat hidup. Setiap ninja akan mengikuti filsafat hidupnya yang ia jadikan dasar dari hidupnya. Para Ninja konsisten dengan jalan hidupnya dan untuk itu mereka dapat melakukan apa saja untuk jalan hidup itu. Seorang Ninja tidaklah memiliki kehormatan layaknya seorang Samurai. Hal tersebutlah yang menjadi dasar moral mereka untuk melakukan cara apapun untuk tetap berada pada jalan hidup mereka. Prinsip hidup ninja adalah meraih hasil yang maximal dengan tenaga yang minimal.

Kemampuan-kemampuan yang dikembangkannya didasari atas keyakinannya secara spiritual. Umumnya ninja adalah pengamat alam. Mereka yakin bahwa hubungan mereka begitu dekat dengan alam sehingga mereka selalu bergerak selaras dengan alam dan sesedikit mungkin menentang alam. Mereka yakin bahwa setiap elemen di alam memiliki energinya masing-masing yang juga terdapat dalam diri manusia. Lima manifestasi elemen di alam yang ada pada diri masnusia menurut keyakinan ninja adalah tanah, air, api, angin dan petir. Mereka mendekati pencerahan melalui pengetahuan tentang hukum dasar alam.

Ninja dikenal dengan seni bela diri yang disebut Ninjutsu. Pada awal perkembangannya ninjutsu hanya berupa gerakan fisik yaitu tendangan, patahan, dan lemparan untuk menerang dan bantingan, rolling, meloloskan diri dan mengendap yang digunakan sebagai teknik pertahanan diri. Seiring dengan perkembangan filosofinya, ninjutsu dikembangkan teknik-teknik yang akhirnya lebih sering digunakan dalam peperangan seperti sabotase, spionase, menjatuhkan mental lawan, penyamaran, penggunaan alat bantu, teknik ilusi (genjutsu), hipnotis (saimonjutsu) dll.

Ada 18 tingkat ilmu dan seni berperang ninjutsu dari banyak keahlian yang dimiliki oleh ninja yang dapat dipelajari oleh umum pada saat ini:
1. seishin teki kyoyo (pemurnian jiwa)
ninja aliran tokakure sangat mengandalkan pengenalan jati diri. Seorang ninja harus mengetahui dengan tepat komitmen dan motivasi hidupnya. Dengan pemahaman dan penghayatan terhadap proses pematangan seorang ninja bisa menjadi seorang pendekar yang bijak. Keterlibatan ninja dalam pertarungan dimotivasi oleh alasan untuk melindungi. Tidak dibenarkan jika alasannya semata-mata hanya karena uang.
2. tai jutsu (bertarung dengan tangan kosong)
paduan dari ilmu daken taijutsu(pukul, tendng, tangkis), ju taijutsu(gumul, mencekik, meloloskan dari kuncian), taihen jutsu(gerak tanpa suara, berguling, melompat, cara jatuh). Keterampilan ini di perlukan pada situasi terancam atau bertahan
3. ninja ken (pedang ninja)
pedang ninja adalah pedang pedek lurus bermata tunggal. Pedang adalah senjata utama ninja. Untuk menggunakan pedang dituntut dua keahlian utama yaitu ilmu menarik pedang (dg kecepatan namun halus gerakannya ) sekaligus mengayun untuk memotong.
4. bo jutsu (jurus tongkat dan bilah)
ada 2 jenis tongkat, tongkat panjang sekitar 2 meter(bo) dan tongkat pendek sekitar satu meter(hanbo). Ada lagi senjata dari bilah bambu yang bila di buka di dalamnya ada mata pedang yang sekilas tampak seperti tongkat biasa.
5. shuriken jutsu (senjata lempar)
ilmu lempar berupa lempeng baja dengan mata tajam bersisi empat seperti bintang(senban shuriken) atau paku lempar(bo shuriken). Senban shuriken dilempar dengan cara dipuntir agar bisa menancap dan memberi efek gergaji. Bo shuriken dilempar bersamaan beberapa buah sehingga terlihat seperti kilatan jarum.
6. yari jutsu(jurus tombak)
tombak digunakan untuk pertarungan jarak sedang untuk menangkis dan meredam serangan lawan.
7. naginata jutsu(jurus pedang bertongkat)
pedang pendek yang gagangnya dibuat panjang seukuran tombak. Digunakan ninja untuk memotong lawan yang berada dalam jarak sedang. Bisa digunakan untuk menyerang samurai dan merobohkan tentara berkuda.
8. kusari gama (jurus rantai dan bandul)
berupa rantai sepanjang 2-3 meter yang diberi bandul pada salah satu ujungnya. Pada ujung yang lain dikaitkan pada gagang arit tradisional jepang. Rantai digunakan untuk menangkis serangan senjata lawan.sedangkan bilah arit digunakan untuk menghabisi lawan yang sudah terjerat. Senjata rantai dan bandul yang disukai oleh para ninja aliran togakure adalah kyoketsu yaitu belati lengkung yang gagangnya dipasangi tali halus dari rambut kuda dan ujung tali satu lagi diberi cincin baja besar.
9. henso jutsu (ilmu menyamar dan membaur)
ilmu ini sangat diperlukan pada saat spionase. Ninja membuat identitas palsu dan mengalihkan perhatian orang. Ninja juga bergerak tanpa bisa di lacak.
10. shinobi iri (ilmu mengintai dan menyusup)
ilmu ini mengajarkan bergerak tanpa suara dan bersembunyi di bawah bayangan.
11. ba jutsu
seorang ninja harus bisa bertempur di atas kuda selain menunggang kuda dengan baik di segala medan.
12. sui ren (ilmu tempur dalam air)
meliputi teknik mengintai dengan cara berenang, bergerak tanpa suara dalam air, cara menggunakan perahu khusus untuk mengapung dalam air, dan teknik perkelahian dalam air.
13. bo ryaku (ilmu strategi)
ilmu taktik yang tak lazim digunakan dalam kondisi bertahan atau pertarungan terbuka. Ninja sering memanfaatkan kondisi sekitarnya untuk melaksanakan tugasnya, tanpa banyak mengeluarkan energi.
14. cho ho (ilmu spionase)
ilmu mata-mata termasuk merekrut dan memakai orang yang digunakan sebagai mata-mata.
15. inton jutsu (teknik meloloskan diri dan menghilang)
ninja pandai meloloskan diri dengan memanfaatkan keadaan alam yang ada.
16. ten mon (meteorologi)
memanfaatkan cuaca juga merupakan senjata utama ninja. Sejak kecil mereka dilatih mengendalikan cuaca dari tanda-tanda alam yang kecil.
17. chi mon (geografi)
teknik pemanfaatan lahan.
18. kayaku jutsu(api dan bahan peledak)
intinya mengajarkan bagaimana membuat dan menggunakan bahan peledak.

Ninjutsu sebagai seni bela diri yang dikuasai oleh ninja, tidaklah akan sempurna jika tidak dibarengi dengan mental dan spiritual yang kuat. Untuk itu ninja harus menguasai kuji-in yaitu kekuatan spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat pada telapak tangan yang dipercaya sebagai saluran energi. imbol di tangan di ambil dari praktek pada massa awal penyebaran agama budha. Kuji-in digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan seorang ninja. Kuji-in mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya dan mendeteksi adanya kematian. Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu rin(memberi kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang), Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh), sha (kemampuan menyembuhkan), kai(memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh), jin(meningkatkan kekuatan telepati), retsu (memberi kekuatan telekinetik), zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam), dan zen (memberi pencerahan pikiran dan pemahaman). Seorang ninja akan menjadi master sejati dengan menguasai simbol-simbol ini.

Demikianlah beberapa hal tentang ninja yang membuatnya lebih menarik untuk dibahas lebih lanjut. Tentu saja dilain waktu...

to be continu..

jawaban atas sebuah pesan singkat

Kenapa OTONOMI harus diletakkan diawal pengkaderan dan kenapa LKP harus diletakkan diakhir pengkaderan. Karena OTONOMI menunjukkan baik dan buruk sedang LKP mengajarkan benar dan salah. Menunjukkan dan mengajarkan merujuk pada pilihan yang akhirnnya akan kembali pada masing-masing person. Baik dan buruk bersumber dari hati sedang benar dan salah dihakimi oleh otak. Baik dan buruk itu bidang kajian etika sedang benar dan salah itu kajian dari logika. Dan saya selalu memulai dari etika menuju logika. Dengan logika, filsafat barat menghasilkan revolusi seksual yaitu kebebasan seksual yang dijamin oleh konstitusi (ex: amerika). Dengan logika, filsafat barat menghasilkan kapitalisme, komunisme, dan fasisme. Semua itu benar, tapi masih menjadi pertanyaan batin, apakah semua itu baik???
Otonomi dilaksanakan dengan konsep dasar menindas tidak lain hanya untuk menunjukkan bahwa menindas itu tidak baik karena tertindas itu tidak nyaman bagi siapapun. Dengan logika, menindas dapat dibenarkan. Semisal dalam peraturan tentang fungsi sosial tanah yang menjadikan semua fasilitas sosial menghilangkan hak kepemilikan pribadi atas tanah. Maka dengan alasan membangun jalanan umum, bendungan, atau irigasi; tanah milik warga digusur dengan cara represif. Dan itu dibenarkan dengan logika. Tapi kembali lagi pertanyaannya apakah itu baik???
Kita selalu berteriak tentang kebenaran tapi apakah kita masih merasa tentang kebaikan??? Jika kebenaran adalah kesesuaian antara ide dengan realitas maka jelas terlihat bahwa ada dua hal pokok yang menentukan kebenaran itu, yaitu ide dan realitas. Menurut pemahaman saya kedua-duanya bisa dikonstruk dengan argumen-argumen dan informasi-informasi. Ide jelas bersumber dari informasi-informasi yang telah diolah. Sedang realitas adalah sesuatu yang terjadi apa adanya. Yang menghakimi sesuatu itu apa adanya adalah indra dan akal, artinya kembali lagi ke ide. Jadi kebenaran itu tergantung informasi-informasi yang didapatkan.
Kembali pertanyaannya adalah apakah informasi-informasi yang di dapatkan sudah cukup menggambarkan realitas (objektif)??? Jika ada keraguan didalamnya maka cobalah lepaskan semua informasi-informasi yang telah ada sekarang. Petikan kata bijak dalam film chaos mengatakan “jika engkau tersesat maka kembalilah ke titik awal dan temukan kembali jalanmu”. Berjalanlah secara jernih mencari kebenaran dan cobalah secara objektif dalam artian lepaskan semua ego, keinginan dan prasangka selain satu-satunya untuk mendapatkan kebenaran sebenar-benarnya dan mulailah membuat kesimpulan sampai keputusan.
Kembali ke filosofi OTONOMI sampai LKP, jika tadi otonomi yang letaknya di awal intinya tentang baik dan buruk dan LKP yang letaknya diakhir intinya tentang benar dan salah maka hal yang ingin dijelaskan kepada teman-teman dalam proses pengkaderan adalah mulailah dari niat yang baik dan kerjakan dengan cara yang benar. Mulailah dengan etika dan kerjakan dengan logika. Jangan pertanyakan etika dengan logika tapi kembalikan kepada hati suci yang dianugerahkan Allah kepada kita.


Demikian balasanku atas sms ta’. Silahkan memilih karena semua akan kembali ke kita’ dan kebersamaan KITA. Satu yang pasti, semua akan ada konsekuensinya secara logis. Dan kalau boleh saya menyarankan, jangan pernah menghitung seberapa besar atau seberapa kecil konsekuensinya tetapi apakah baik atau buruk keputusanta'.

Selasa, 13 April 2010

catatan kesendirian

jangan pernah merasa sendiri
karena ditengah kesendirian selalu ada yang menghakimi kesendirian itu
sesuatu yang memberi makna atas kebermaknaan

jangan pernah merasa sendiri
karena selalu ada keramaian membandingi kesepian
variabel setia atas kesendirian
mempertegas eksistensi ketunggalan

jangan pernah takut sendiri
karena keramaian pun tak menjajikan kebebasan atas kesendirian
karena keramaian pun tak selamanya lepas dari kepalsuan

Hanya dirimu yang selalu jujur padamu..
Tentu, jika kau percaya padanya…

"Keberagaman dan Kebersamaan Kita Berjaya", dari racanaku untuk negaraku..

Kata sebagai alat komunikasi, dari segi pengindraan, tidak lebih dari sebuah tanda. Namun lebih jauh, sebagai sebuah tanda atau simbol, pun akan melahirkan interpretasi beragam ketika coba dilekatkan sebuah makna didalamnya. Ironis memang, disatu sisi tanda diciptakan untuk saling mengerti sementara disisi lain ia bersifat sangat subjektif. Sebegitu subjektifnya hingga selalu menjadi perwakilan dari ego masing-masing diri, bukankah itu kontraproduktif dengan tujuan untuk saling mengerti tadi???

Akhirnya tiba pula kita pada kebingungan itu!!!

kebingungan untuk sekadar memaknai lima penggal kata :
"keberagaman dan kebersamaan kita berjaya"

Telah banyak rangkaian kata-kata yang coba masing-masing kita ekspresikan untuk menafsirkan kata tersebut. Meski ku akui ku tak mengerti dan ku tak tau bagaimana sejarah lahirnya kata itu, tapi ku tau pasti itu adalah sebuah simbol yang dimunculkan untuk saling mengerti. Ku yakini itu dengan pasti sebagaimana kuyakini bahwa kata pamungkas itu mulai kehilangan makna, sebagaimana kuyakin pula bahwa ego telah mengaburkan mata kita untuk lebih jernih melihat persoalan KITA hari ini dengan kaca mata KATA ITU.

Andai Descartes dan Newton masih hidup, mungkin merekalah orang yang pertama kutuntut karena telah menyebarkan paradigma determinisme yang efeknya membuat mata setengah-setengah dalam menerawang sebuah objek. Semua masalah dijadikannya sebuah puzzle hingga menyulitkan orang-orang yang tidak sabar untuk mengerti lebih dalam sebuah konteks keseluruhan.

"keberagaman dan kebersamaan kita berjaya" adalah sebuah konteks kata yang kompleks, tidak boleh dimaknai secara sepenggal-sepenggal. Kita sama-sama meyakini bahwa pelangi itu indah hanya karena ada kebergaman warna didalamnya. Tapi tanpa kebersamaan warna tersebut tak akan menjadi pelangi, yang ada hanya bias warna merah, jingga, hijau, biru, nila, ungu, kuning. Bayangkan jika warna-warna itu berdiri sendiri-sendiri, masihkah ia indah??

Sampai hari ini ku pun masih meragukan apakah oposisi dalam konteks yang sebenarnya itu penting??? Oposisi terbentuk dari sebuah kekecewaan atas kekalahan dalam perebutan kekuasaan oleh rival politik yang berhasil merebut dukungan mayoritas dari masyarakat, oleh karena itu mereka selalu melemparkan kritikan kepada pemerintah atas sebuah masalah tanpa adanya sebuah solusi yang jelas. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk merebut simpati mayoritas masyarakat untuk berbalik membenci pemerintahan berjalan hingga mereka bisa merebut kekuasaan di pemerintahan. Ujung dari oposisi adalah perebutan kekuasaan pemerintahan berjalan. Itulah yang membuat ku berkesimpulan bahwa oposisi hanya digerakkan oleh semangat merebut kekuasaan tanpa semangat kebangsaan dan semangat nasionalisme, ia hanya digerakkan semangat keberagaman tanpa kebersamaan.

Itulah (oposisi) analogi yang sangat tidak pantas untuk sebuah lembaga yang menjunjung tinggi semangat kebersamaan. Semoga itu tidak kembali didengungkan dalam proses pendewasaan berlembaga. Jika memang dipandang perlu sebuah posisi pengkritik, semoga itu bersifat konstruktif dan semoga dibarengi dengan solusi yang jelas serta melalui simbol (kata) yang minim multitafsir yang bisa saling menjaga perasaan. Atau jika memang oposisi menjadi pilihan satu-satunya, semoga pihak oposan bersiap-siap mengambila alih kepemimpinan yang sedang berjalan.

Akhirnya ku kembali pada pelangi yang sama-sama kita pandang sebagai sebuah keindahan..
Ia hanya indah karena berada pada kebersamaan dalam keberagaman antara mendung dan cerah...
Semoga akan ada pelangi yang selalu mengobati rasa takut akan rona gelap dari awan hitam..
semoga akan ada pelangi yang selalu memberi kabar gembira akan datangnya awan cerah menggantikan kelamnya langit gelap..
Semoga KITA lah Pelangi itu
Pelangi untuk Racana KITA tercinta..
Pelangi untuk Negera KITA tercinta..


Akhirnya pula kusadari bahwa rangkaian simbol yang terlontar dari hatiku tak mungkin terlepas dari egoku..
"Keberagaman dan Kebersamaan Kita BERJAYA", lagi...............